Aku Bahagiya Menjadi "Madu" Suamiku, Woow Apa Kalaian Sudah Begitu ????????

Aku Bahagiya Menjadi "Madu" Suamiku

Kadang saya tidak habis pikir, mengapa ada wanita muslimah yg membenci atau bahkan menggugat poligami. Padahal tidak ada yg salah bersama poligami. Yg salah yakni diwaktu para laki-laki tak bertanggung jawab bersama penuh & tak sanggup adil pada para istrinya, itu bukan salah poligaminya, namun salah orangnya. 

Oke, saya sanggup berbicara demikian dikarenakan saya mampu merasakan bahagianya jadi madu alias istri ke dua kepada suami yg aku cintai sepenuh hati. & ajaibnya, dirinya melamarku lantaran dorongan istrinya buat mencari istri ke-2. Asal tahu saja, istri pertamanya mandul maka dirinya merasa gelisah lantaran telah sekian banyak thn tidak dikasih momongan. 

Awalnya ibuku tak dapat menerima saya dinikahi satu orang laki-laki yg telah beristri. Tentang ayah, dirinya bias menerimanya. Lebih-lebih ayahku tahu bahwa calon suamiku yaitu satu orang lelaki berakhlak baik. 

& sesudah pernikahan itu, saya merasakan gimana menjalani kehidupan rumah tangga & dinamikanya. Saya tidak sempat malu jadi istri ke-2 dari satu orang laki laki yg saleh & penuh tanggung jawab. Kenapa saya mesti malu? Toh suamiku amat sangat mencintaiku & menyayangiku layaknya dirinya mencintai istri petamanya. Beliau senantiasa menjaga hubunganku bersama istri pertamanya baik. Atau dapat dibilang indah. Tidak Jarang dia menggandeng kami –istrinya- utk sekadar jalan pagi atau belanja dgn di akhir minggu. 

Bukan cuma kawan kerja yg baik antara suami & istri pertamanya yg biasa saya panggil teteh. Namun bagaimanakah saya sanggup merasakan rasa yg pada awal mulanya tidak sempat saya duga. Bayangkan, istri mula-mula suamiku menganggapku sama seperti adiknya. Saat anak pertamaku lahir, dia turut bahagia & bahkan tidak jarang mengasuh bayiku waktu saya sibuk. Tidak segan beliau menopang tugas rumah tanggaku pasca melahirkan. Kebetulan rumah kami berdampingan. 

Sesudah anakku agung ditambah bersama lahirnya adik-adik anak pertamaku, teteh tidak sempat menjauh dari kehidupanku. Dirinya beranggapan anakku yaitu anaknya sendiri. Sikapnya tidak jauh dari sikap seorag ibu pada anak kandungnya sendiri. 

Satu factor yg pantas kau ketahui, saya & istri mula-mula suamiku tidak sempat menggunjingkan kekurangan suami kami. Apa yg mesti kami gunjingkan? Sementara sedikit yg kami ketahui dari kekurangan suami kami atau bahkan bisa saja suami kami terlampaui sempurna di hadapan kami. Sungguh, saya sharing narasi ini tidak lain agar bias jadi pelajaran bagi para wanita buat tak nyinyir bersama poligami. Seandainya kau merasa suamimu tak adil, sehingga jangan sampai salahkan poligami, namun salahkan suamimu sendiri. Atau kemungkinan engkau sendiri yg terlampaui menuntut & terlampaui lebay di hadapan suamimu? 

Wallahua’lam 

Terima kasihku buat emak & emak teteh yg senantiasa memberiku dukungan pada studyku. Saya merasa tajir bersama mempunyai cinta & kasih saying kalian berdua


Sumber : bersamadakwah.net

0 Response to "Aku Bahagiya Menjadi "Madu" Suamiku, Woow Apa Kalaian Sudah Begitu ????????"

Posting Komentar